Sabtu, 19 Februari 2011

Divisi Panzer SS ke-1 "Leibstandarte Adolf Hitler", Cikal-Bakal Waffen-SS

Semboyannya adalah Meine Ehre heißt Treue yg berarti “My Honor is called Loyalty” Dibentuk oleh sepp dietrich pada tanggal 13 April 1934 Paramiliter ini awalnya adalah pasukan personal bodyguard nya si hitler, Pasukan kesayangan partai yg berasal dari orang2 pilihan yg memiliki fanatisme tinggi serta memiliki loyalitas dan dipercaya merupakan “Ras Arya Murni”, pengalaman tempur pertama mereka adalah di medan perang polandia disana mereka Bergabung dengan divisi ke 17 infantri Angkatan Darat Jerman, terlibat pertempuran sengit (close combat) dengan Brigade wolinska cavalry polandia di daerah Pabiance dekat kota Lodz, setelah itu mereka terlibat pertempuran kembali dalam pengepungan kota warsawa kali ini mereka bergabung dengan 4Th panzer Division berhasil memukul mundur usaha gerakan penerobosan yg dilakukan oleh tentara polandia dalam usaha evakuasi serta mematahkan perlawanan tentara dan partisan polandia didalam kota warsawa.

Pada 1940an LSSAH dikembangkan menjadi full independent motorized infantry regiment yg kemudian berkembang lagi menjadi sebuah brigade yg berkekuatan 6500 orang serdadu, pada masa ini mereka mendapat tambahan tank jenis Sturmgeschutz III, berikutnya mereka di pindah ke Belanda untuk ikut berpartisipasi dalam operation fall gelb berperan sebagai pasukan pemukul dan diberi tugas untuk menguasai sebuah jembatan di Ijsell Belanda yg memiliki fungsi sgt vital dalam operasi ini, setelah belanda menyerah LSSAH ditempatkan sbg pasukan cadangan untuk Army Group B.

Tugas berikutnya adalah Pengepungan Dunkirk bersama dengan SS-Verfügungs-Division mereka bertugas untuk menjaga frontline sambil sesekali melakukan serangan untuk memperkecil kantong2 embarkasi pasukan sekutu, kali ini LSSAH melakukan kesalahan fatal yg mengakibatkan jatuhnya banyak korban, didekat sebuah daerah beranama wormhoudt pasukan ini mengabaikan direct order dari Hitler untuk berhenti melakukan pengejaran, didaerah ini mereka dihujani serangan bomb artilery oleh pasukan inggris yg berkedudukan di Wattenberg Heights.

Setelah selesai pertempuran pasukan ini mendapatkan informasi yg salah mengenai tewasnya komandan divisi LSSAH sepp dietrich, dibawah komando SS-Hauptsturmführer Wilhelm Mohnke mereka membalas dengan membunuhi 80 orang tawanan perang anggota 2nd Battalion of the Royal Warwickshire Regiment Inggris yg kemudian dikenal dengan istilah Wormhoudt massacre.

Masih di tahun 1940 mereka mendapat perintah untuk berlatih menjalankan operasi amphibi dalam rangka persiapan operasi seelowe yg bertujuan untuk menginvasi daratan inggris namun karena kegagalan jerman dalam battle of britain maka rencana tersebut dibatalkan.

pada bulan februari 1941 divisi ini dipindah ke Bulgaria untuk ikut ambil bagian dalam operation Marita yg bertujuan untuk menguasai yunani dan yugoslavia, setelah selesai dengan operasi pendudukan mereka kembali mendapat tugas untuk mengejar dan mematahkan sisa2 perlawanan, dalam operasi pengejaran ini pasukan LSSAH dibagi kedalam 2 group, grup 1 dibawah komando Sturmbannführer Kurt Meyer's membersihkan perlawanan hingga ke daerah perbukitan Kleisoura berusaha memotong gerak mundur pasukan British Commonwealth serta divisi ke 20 pasukan yunani, dikisahkan bahwa perlawanan yg dilakukan oleh divisi ke 20 tentara yunani sangat gigih dan menakutkan bahkan hingga kurt meyer pun harus bersikap sangat keras terhadap anggotanya dengan melempar granat tangan kepada sekumpulan serdadu yg menolak untuk maju kedalam pertempuran.

Grup ke 2 dipimpin oleh Sturmbannführer Fritz Witt's memiliki tugas untuk membersihkan perlawanan didaerah perbukitan Klidi yg dijaga dan dipertahankan oleh pasukan inggris-Australia-New Zealand, seorang perwira inggris menggambarkan “kegilaan” pasukan ini dalam sebuah surat yg dikirimkan kepada komandannya yg mengatakan bahwa unit tersebut menurunkan pasukan (unload) dari truck hanya berjarak 3,000 yards dari posisi kami berada, selama 2 hari pasukan SS witt dihujani serangan artileri dan perlawanan tentara sekutu hingga kemudian pada pagi hari tanggal 12 april (2hari kemudian) pasukan itu melakukan serangan frontal ke posisi2 pasukan sekutu dan memaksa pasukan sekutu untuk mundur total pada sore harinya.

Dengan dikuasainya 2 kawasan perbukitan tersebut maka perlawanan pasukan sekutu dapat dipatahkan secara keseluruhan hingga akhirnya pada tanggal 20 April setelah pertempuran yg terakhir di daerah perbukitan metsovon pegunungan pindus panglima perang 1st Army yunani menyatakan bahwa Hellenic Army menyerah secara resmi kepada komandan divisi pasukan SS Sepp Dietrich.

Dengan keberhasilan luar biasa yg dicapai dalam operasi marita oleh pasukan ini himmler memberikan perintah untuk meningkatkan jumlah personel, tank dan persenjataan hingga mencapai jumlah setingkat divisi untuk kemudian mendukung keberhasilan operasi Barbarosa yg akan dilancarkan oleh Nazi pada tugas berikutnya.

Saat operasi barbarossa dilaksanakan pasukan ini ditempatkan dibawah III.Panzer-Korps bagian dari Panzergruppe 1 dibawah komando Generalfeldmarschall Ewald von Kleist's terlibat pertempuran di Battle of Uman serta memiliki andil yg signifikan dalam menguasai kota kiev, di kota ini mereka melakukan tindakan yg sangat buruk dengan membunuh 4000 tawanan perang tentara soviet karena 6 orang anggota divisi mereka diculik dan ditemukan tewas mengenaskan didaerah Taganrog , 17 September 1941 pasukan ini kembali trlibat pertempuran untuk menguasai kota Perekop, pada bulan november 1941 dipindah kembali kedalam pertempuran untuk menguasai kota Rostov-on-Don yg pada akhirnya kota tersebut baru dapat dikuasai pada akhir november. akan tetapi soviet langsung melakukan counter attack besar-besaran untuk merebut kembali kota tersebut yg memaksa pasukan ini mundur dan bertahan hingga ke sungai Mius.

Sekitar bulan juli 1942 dengan kondisi yg mengenaskan, kelelahan, kekurangan makanan dan amunisi pasukan ini bergabung kembali kedalam operasi Fall Blau yg bertujuan untuk merebut kembali kota Rostov-on-Don dengan kondisi yg memprihatinkan pasukan ini berhasil memainkan peranan mereka dengan baik hingga pada akhir juli 1942 kota tersebut benar2 dapat dikuasai kembali oleh pasukan jerman.

Setelah pertempuran merebut kota rostov pasukan ini ditarik pulang dan ditempatkan di Normandy Perancis, disana mereka digabung dengan SS-Panzer-Korps sebuah pasukan bentukan baru, LSSAH akhirnya direformed kembali sebagai sebuah pasukan divisi Panzergrenadier yg berarti bahwa pasukan ini akan menerima setiap jenis armoured fighting vehicle yg dimiliki angkatan bersenjata jerman pada saat itu.

Dengan semakin kritisnya pertahanan jerman di kota stalingrad maka German Sixth Army dalam keadaan terkepung dijepit oleh pasukan soviet dalam kondisi yg serba kekurangan, General Feldmarschall Erich von Manstein komandan Army Group Don meminta bantuan tambahan pasukan kepada markas komando maka dikirimlah pasukan LSSAH kembali ke soviet, tiba di soviet pada bulan januari 1943 pasukan ini langsung mendapat tugas yg berat yaitu mempertahankan kota kharkov dari gerakan maju pasukan soviet dalam memotong supply lines pasukan jerman, mereka berhadapan dengan Mobile Group Popov yg terdiri dari ratusan tank tipe T-34, pada tanggal 8 dan 9 februari 1943 resimen 1st SS Panzer Grenadier dibawah komando SS-Sturmbannführer Fritz Witt dan 1st SS Panzer dibawah komandan SS-Sturmbannführer Max Wünsche yg berkedudukan diluar kota kharkov terlibat pertempuran sengit selama beberapa minggu didekat kota merefa untuk menahan gerak maju pasukan besar soviet, dalam pertempuran ini pasukan kedua resimen dipukul mundur hingga ke kota kharkov hingga pada 15 februari pada akhirnya pasukan soviet berhasil melakukan pengepungan terhadap pasukan ini.

Dalam pengepungan tersebut komandan paul hausser melakukan tindakan berani dengan melanggar direct order dari hitler yg memerintahkan LSSAH bertahan di kota kharkov hingga amunisi terakhir, pasukan ini menerobos pengepungan dan mundur hingga ke kota Krasnograd dikota tersebut selama beberapa mingu mereka meneruskan bertempur serta berhasil menimbulkan korban dan kerugian yg sangat besar kepada Mobile Group Popov dan beberapa divisi infantri yg lain, dalam pertempuran kali ini pasukan LSSAH berhasil mempertahankan diri dan bahkan memukul mundur serangan soviet.

Akibat dari pelanggaran perintah yg dilakukan oleh hausser LSSAH diperintah untuk kembali merebut Kharkov akan tetapi dalam serangan itu pasukan LSSAH mendapat tambahan bantuan pasukan dari divisi panzer SS Das Reich dan divisi SS Totenkopf, serangan dilakukan pada tanggal 2 maret 1943 dengan skala yg sangat besar walaupun pada akhirnya kharkov dapat dikuasai kembali oleh jerman akan tetapi jumlah tercatat korban tewas sangat besar, korban dari Divisi LSSAH sendiri mencapai 4500 orang, pada masa ini lapangan red square di kota karkov diganti namanya menjadi Platz der Leibstandarte SS Adolf Hitler untuk mengormati korban tewas yg berasal dari divisi LSSAH.

Pada musim semi tahun yg sama yg dikenal dengan nama rasputitsa dalam bahasa soviet (pada musim ini adalah saat dimana salju mencair saat tanah berubah menjadi danau lumpur) kedua pihak menghentikan sementara seluruh aktivitas serangan militer sebagai akibat dari sulitnya gerakan kendaraan dan pasukan, (napoleon beberapa ratus tahun sebelumnya pun pernah merasakan keganasan musim ini selain serangan musim dingin alias jendral winter di soviet yg mematikan)

Saat kosong seperti ni dimanfaatkan oleh LSSAH untuk beristirahat dan resupply (rest and reffit) bantuan dan pasukan cadangan berdatangan kali ini kekuatan terdiri dari 12 Tank Tiger Is, 72 Panzer Ivs, 16 Panzer III dan IIs, 31 StuGs tank, kali ini pasukan paul hausser berubah nama menjadi 2nd SS Panzer Corps yg kemudian ditransfer ke kota Belgorod untuk persiapan serangan musim panas yg akan datang yg diberi kode operation citadel.

Dalam operasi citadel tersebut pasukan LSSAH heusser bergabung dengan Divisi SS Totenkopf dan Das Reich dibawah komando Generaloberst Hoth komandan pasukan panzer ke 4 Angkatan darat Jerman, Memiliki tugas untuk menembus pertahanan sisi selatan KURSK sementara Generalfeldmarschall Walter Model dengan tentara ke 9nya berusaha menembus dari arah utara dengan begitu diharapkan dapat mengepung pasukan soviet dalam jumlah yg sangat besar, akan tetapi pasukan soviet yg berjumlah ratusan ribu mengakibatkan gelombang serangan yg tidak terputus2 hingga pasukan jerman menglami kerugian yg sangat besar, Hitller akhirnya harus membuat keputusan membatalkan operasi citadel sebelum divisi-divisi mereka benar2 lenyap, dalam pertempuran kali ini pasukan LSSAH mengalami kerugian 2.753 orang cedera, 471 orang tewas dan jumlah kendaraan tempur mereka berkurang hanya tinggal 77 unit.

Setelah kegagalan Operasi citadel pasukan ini dipindah ke Italia seluruh peralatan tempur yg mereka miliki ditinggalkan dan diberikan kepada divisi SS das reich serta Divisi ss totenkopf. Tugas LSSAH di Italia adalah untuk membantu memulihkan stabilitas disana yg sempat kacau akibat mosi atau rasa tidak percaya rakyat italia terhadap benito musolini sekaligus bertugas menghadang pendaratan pasukan Amerika di Sicilia.

Di Italia pasukan ini berpindah2 posisi, pada pertengahan 1943 gerakan menggulingkan pemerintahan musolini menguat, ketika itu rakyat italia mulai membenci musolini dan pemerintahannya terjadi pemberontakan dan usaha2 menggulingkan pemerintahan musolini oleh rakyat italia yg berhasil dengan sukses, pada masa ini pasukan LSSAH mendapt tambahan tugas untuk melucuti pasukan2 Italia. Sebuah Unit SS mechanised III/2nd SS Panzer Grenadier Regiment yg dikomandani oleh Sturmbannführer Peiper saat itu mendapat perintah untuk mellucuti pasukan italia yg berkedudukan diprovinsi cuneo perbatasan italia-perancis akan tetapi sebelum pasukan LSSAH memasuki provinsi tersebut dihadang dan diberikan peringatan untuk mundur oleh para komandan pasukan italia jika tidak ingin diserang, Peiper menolak menuruti perintah para komandan tempur italia itu dan memutuskan untuk menghancurkan pasukan Italia tersebut, dalam pertempuran itu sisa2 pasukan italia lari dan mengundurkan diri karena mengalami kekalahan telak.

Pada awal bulan november tahun yg sama keadaan pasukan jerman di soviet semakin mengkhawatirkan, hal ini memaksa Hitler untuk memindahkan kembali pasukan LSSAH ke Eastern Front, Pasukan ini tiba kembali di Soviet pada pertengahan bulan november di kota Zhitomir disini mereka bersama dengan XLVIII.Panzer-Korps sebagai bagian dari 4.Panzer-Armee Angkatan darat Jerman memiliki tugas untuk memperthanakan defense line di dekat kota Zhitomir pada bulan januari 1944 101 SS Heavy Panzer Battalion Tiger commanders LSSAH, Michael Wittmann dianugrahi Oakleaves to the Knight's Cross of the Iron Cross atas jasa2 luarbiasanya dalam menahan laju serangan “Seluruh” Soviet armoured brigade.

Akhir bulan january pasukan ini dipindah kembali ke daerah Cherkassy area ditempatkan dibawah komando German III Panzer Corps, sebagai bagian dari German First Panzer Army , disini mereka mendapat perintah untuk menyelamatkan 56.000 pasukan Jerman Gruppe Stemmermann yg sedang terkepung di Korsun Pocket mereka berusaha menjebol kepungan yg sedang dilakukan oleh tentara merah ketika usaha tersebut hampir berhasil hitler kembali memberikan perintah yg hampir mustahil dilakukan, Pasukan tersebut mendapatkan perintah untuk Balik mengepung pasukan soviet yg sedang mengepung pasukan Gruppe Stemmermann usaha ini gagal karena perlawanan soviet yg terdiri dari 4 Soviet tank corps dan datangnya musim semi atau rasputitsa yg menyebabkan sulitnya pergerakan kendaraan, pasukan Jerman yg kelelahan ini akhirnya mundur hingga ke Gniloy Tikich River menyelamatkan yg masih tersisa dan pada akhirnya berhenti bertempur di eastern front pada akhir bulan februari.

Sisa2 pasukan LSSAH yg terdiri dari 41 officers dan 1,188 pasukan akhirnya mundur total menuju Belgia untuk beristirahat dan menambah pasukan cadangan serta peralatan perang, pasukan ini selesai rest and refit pada 25 April dan kembali menjadi sebuah pasukan divisi yg utuh dan berkekuatan penuh.

Setelah Belgia pasukan ini ditarik untuk menjaga western front kali ini mereka bersama dengan 4 Divisi yg lain yaitu 101 SS Heavy Panzer, 12th SS Panzer Hitlerjugend, 17th SS Panzergrenadier Götz von Berlichingen and the Panzer Lehr. Leibstandarte SS Adolf Hitler mendapat tugas untuk menjaga bagian utara dari sungai seine untuk mengcounter segala kemungkinan pendaratan pasukan sekutu di pas de calais ditempat ini mereka terlibat pertempuran dengn pasukan sekutu dalam mempertahankan Carpiquet village dan aerodrome yg dalam pasukan sekutu dikenal dengan istilah Operation Windsor. Berikutnya pasukan ini terlibat beberapa pertempuran dalam menahan gerakan pasukan sekutu diantaranya adalah saat sekutu melaksanakan Operation Charnwood dan Operation Jupiter, pada malam tanggal 14 - 15 July pasukan ini bersama dengan 272nd Infantry Division akhirnya mundur ke posisi baru di sekitar wilayah antara Caen-Falaise.

Pada 18 juli tentara sekutu menlancarkan operation goodwood berisikan tiga British armoured divisions dan bantuan infantri di sayap, mereka berusaha menyerang posisi musuh disekitar Caen tidak kurang dari 2500 pesawat melakukan pemboman selama 3 jam tanpa henti sebelum semua divisi Inggris tersebut benar-benar menyerang posisi pasukan LSSAH, pasukan SS-Obersturmführer Malkomes yg sedang bertugas dan berkekuatan 13 unit tank panther mendapat perintah untuk segera melakukan serangan balik, disebelah tenggara kota pasukannya menemukan 60 tank pasukan inggris yg sedang beristirahat, pasukan itu segera melakukan serangan dan berhasil menghancurkan 20 unit tank, menawan sejumlah pasukan infantri serta memukul mundur sisanya.

Ditempat lain sebuah Panther Battalion yg berasal dari I/1st SS Panzer regiment terlibat pertempuran dengan British 29th Armoured Brigade mereka dipukul mundur namun pada sore harinya bersama dengan 21st Panzer Division melakukan serangan balik mereka berhasil menahan gerak maju pasukan inggris hingga pada keesokan paginya pasukan inggris kembali datang menyerang dengan skala yg lebih besar, dalam sekejap pasukan jerman ini kalah dalam jumlah mereka meminta bantuan pasukan yg akhirnya datanglah pertolongan dari 12th SS Panzer Division tidak cukup sampai disitu pasukan inggris pun mendatangkan bala bantuan yg berasal dari Guards Armoured Division, 7th Armoured, 2nd Canadian and the 3rd canadian yg memaksa pasukan LSSAH mundur secara teratur sambil sesekali melakukan serangan.

Di Normandy Pendaratan pasukan Amerika Berjalan dengan sukses, garis pertahanan pasukan jerman Jebol,unit2 cadangan tidak mampu menahan laju pasukan Amerika, mereka mulai menguasai satu persatu kota2 disekitar pantai mulai dari Avranches, Britanny dan mulai bergerak menuju ST Lo,Hitler memberikan perintah aneh...Dilarang keras mundur...Jendral Von Kluge komandan XLVII Panzer Corps diperintah untuk melakukan serangan balik, dia dijanjikan bantuan dari seluruh sumber yg tersedia termasuk pasukan panzer dari LSSAH. Dengan kekuatan yg tersedia hanya 300 tank mereka berencana memukul mundur the US 30th Infantry Division, rencana telah disusun perintah telah disebarkan tetapi nasib sial menimpa pasukan jerman dengan terpecahkannya kode sandi rahasia jerman maka komandan angkatan darat amerika Omar Bradley telah bersiap memberikan bantuan perlindungan udara yg berasal dari US 9th Air Force dan RAF .seluruh pasukan ini ahirnya mundur dari pertempuran normandy dan terkepung di daerah falaise, selama terlibat dalam pertempuran dikawasan normandy ini pasukan LSSAH total kehilangan sekitar 5000 orang anggotanya.

Pertempuran berikutnya adalah The Ardennes Offensive, kali ini Wilhelm Mohnke naik menjadi komandan divisi LSSAH, disebuah kawasan hutan yg bernama ardennes yg terletak di pegunungan Belgia yg berbatasan dengan prancis dan luxembourg jerman berencana melakukan serangan frontal trhadap pasukan sekutu, operasi militer tersebut dalam bahasa jerman dikenal dengan nama Unternehmen Wacht am Rhein ( The Guard on the Rhine atau Operation "Watch on the Rhine.") saat ini klasifikasi pasukan LSSAH telah naik menjadi “elite and highly trained units in German military”, masalah yg sedang menimpa pasukan ini adalah kekurangan bahan bakar...!!!Wilhelm Mohnke kemudian memberikan perintah kepada Joachim peiper yg berkekuatan 4800 personel dan 600 kendaraan tempur untuk menguasai depot bahan bakar pasukan amerika yg terletak di daerah Büllingen, dalam perjalanan menuju pertempuran kemudian mereka bertemu dengan 150 orang pasukan Amerika Anggota 285th Field Artillery Observation Battalion dilucuti dan kemudian sebagian besar dari 150 orang tersebut dieksekusi mati (malmedy Massacre).

Ketika memasuki Stavelot pasukan peiper bertemu dengan garis pertahanan pasukan Amerika yg sangat kuat, gagal menerobos masuk akhirnya peiper mundur ke La-Gleize pasukan amerika mulai menyerang dari arah yg berlawanan, memaksa peiper bertahan di La-Gleize dalam keadaan terkepung saat ini pasukan peiper telah terputus total dari supply line pasukan inti jerman hanya dapat berharap bantuan pasukan segera datang membebaskan mereka, akan tetapi bantuan pasukan tersebut tdk kunjung datang hingga akhirnya peiper memutuskan untuk menerobos kepungan kembali mundur ke garis belakang pasukan jerman, dalam pertempuran ini sebagian besar kendaraan perang lapis baja pasukan LSSAH ditinggal begitu saja karena kekurangan bahan bakar, untungnya korban yg jatuh dari pertempuran hanya sedikit saja hampir sebagian besar pasukan peiper berhasil keluar dari pengepungan.

Pasca kegagalan peiper dalam mencari sumber bahan bakar pasukan LSSAH tertahan disemua fronts tidak dapat melakukan serangan besar-besaran dan hanya mampu bertahan, komando angkatan darat jerman memutuskan untuk kembali melakukan serangan pada 1 januari 1945 akan tetapi kali ini sekutu telah siap, Amerika telah melakukan penambahan pasukan dan peralatan perang hal ini menyebabkan semua serangan yg dilakukan LSSAH dapat ditahan disemua lini, akhirnya The Ardennes Offensive gagal dan secara resmi berakhir pada tanggal 27 January 1945 tiga hari kemudian mohnke naik pangkat menjadi SS-Brigadeführer. Posisinya sebagai divisional commander digantikan oleh SS-Brigadeführer Otto Kumm pasukan ini kemudian dipindah tugaskan ke Hungary untuk mengamankan kilang2 minyak yg tersisa milik Jerman serta merebut kembali kilang minyak yg telah dikuasai oleh sekutu.

Di hungary pasukan LSSAH juga mengalami berbagai kegagalan, utamanya adalah disebabkan oleh menipisnya supply bahan bakar, pasukan cadangan dan kalah dalam jumlah serta amunisi, di front timur pasukan soviet semakin menunjukkan taringnya, pasukan LSSAH kemudian ditarik pulang menuju ke kota vienna, disini pasukan Jerman mulai putus asa dan mulai membangun defense line untuk bertahan dari serangan besar-besaran pasukan soviet yg semakin mendekat ke wilayah Jerman.

ketika mempertahankan kota vienna pasukan ini mengalami kerugian yg sangat besar kalah dalam jumlah dan bertempur dalam posisi yg tidak berimbang mereka diperintah mundur menuju Zossen (dekat Berlin) dari sana mereka mendapatkan tugas baru untuk menahan pasukan sekutu di kota Mürwik ( Jerman bagian utara berbatasan dengan Denmark) pertempuran demi pertempuran mereka alami disana hingga pada akhirnya sebagian besar pasukan itu menyerah kalah kepada pasukan Inggris, sisa pasukan yg dapat meloloskan diri akhirnya melarikan diri menuju Berlin, membantu sekitar 800 orang dari unit LSSAH “Guard Battalion” yg bertugas sebagai pasukan pribadi penjaga hitler, saat itu Mohnke's command post berada di the Reich Chancellery bunkers, sesaat setelah hitler dikabarkan tewas bunuh diri Mohnke memerintahkan kepada setiap komandan lapangan yg ada untuk segera melarikan diri dan menuju sungai elbe agar menyerahkan diri kepada pasukan Amerika akan tetapi sebagian besar dari mereka tidak dapat lolos dari kepungan tentara Soviet, sebagian besar dieksekusi dan ada yg bunuh diri, pada tanggal 2 may 1945 jendral Helmuth Weidling ( Kommandant of the Defense Area Berlin) menyatakan menyerah kepada pasukan Soviet dan perang pun berakhir.

Sepak terjang Pasukan Ini selama perang memang luar biasa, peningkatan jumlah pasukan yg sangat cepat dari tahun ke tahun serta pengalaman tempur dan klasifikasinya membuat pasukan ini disegani oleh lawan-lawan mereka. Berikut adalah table peningkatan jumlah pasukan setiap tahunnya :

Manpower strength

Jan 1935 = 2.531
Jan 1936 = 2.650
Jan 1937 = 3.177
Jan 1938 = 3.607
Dec 1938 = 3.626
June 1941 = 10.796
Dec 1942 = 20.844
Dec 1943 = 19.867
June 1944 = 19.691
Dec 1944 = 22.000


Komandan divisi yang pertama Joseph ''Sepp" Dietrich


Lambang divisi ini
bukanlah
singa,elang atau tengkorak,melainkan kunci.kenapa kunci??karena untuk menghormati komandan divisi yang pertama,yaitu Joseph Dietrich.dalam bahasa jerman,dietrich artinya "KUNCI".








Pemberontakan Warsawa

Pemberontakan Warsawa tahun 1944 pecah pada bulan Agustus 1944. Pemberontakan tersebut dilatarbelakangi oleh perselisihan antara pemerintah Polandia di pengasingan dengan Uni Soviet.

Pada saat mengusir tentara Jerman dari Polandia, Uni Soviet mendudukkan pemerintahan yang dipimpin oleh para tokoh komunis Polandia. Hal ini tidak disenangi oleh pemerintah Polandia di pengasingan, yang didukung oleh kebanyakan penduduk Polandia yang anti-Soviet dan anti-komunis.

Agar dapat mematahkan klaim Soviet sebagai "pembebas" Polandia, kelompok gerilya anti-komunis Polandia di bawah pimpinan Jenderal Bor Komorowski berusaha untuk merebut Warsawa dari tangan Jerman ketika Tentara Merah berada di depan gerbang Warsawa.

Pemberontakan meletus pada awal Agustus 1944, di mana kaum gerilyawan dan penduduk sipil Warsawa bahu-membahu untuk merebut ibukota mereka dari tangan Nazi. Hitler yang marah mengirimkan pasukan SS untuk mematahkan perlawanan tersebut. Di antara pasukan SS tersebut terdapat sebuah unit yang terdiri atas orang hukuman. Selain itu, SS juga mengerahkan tentara bayaran mereka yang kejam, yang terdiri atas orang-orang Rusia, Ukraina, dan Muslim Rusia.

Ketika pemberontakan terjadi, Stalin membuat langkah menentukan yang menghancurkan perlawanan orang Polandia. Stalin tidak mengirimkan tank ke Warsawa, namuun dia memerintahkan pasukannya untuk berhenti di pinggiran kota Warsawa dan membiarkan Jerman berkonsentrasi untuk menumpas kaum gerilyawan. Bahkan dia juga melarang pesawat-pesawat terbang Inggris dan Amerika untuk mengirimkan bantuan kepada gerakan perlawanan di Warsawa.

Segera saja kaum gerilyawan Polandia kewalahan. Dalam aksi untuk menumpas perlawanan, pasukan SS dan tentara bayaran mereka melakukan berbagai aksi pembunuhan, perampokan, dan pemerkosaan terhadap penduduk sipil Warsawa.

Diperkirakan 150.000 penduduk Warsawa tewas selama pertempuran yang berlangsung hingga Oktober 1944. Bor Komorowski sendiri kemudian ditawan Jerman.

Baru pada bulan Januari 1945, ketika kekuatan anti-komunis sudah lumpuh, Tentara Merah membebaskan Warsawa dan menempatkan Polandia di bawah kekuasaan para tokoh komunis Polandia.


PLOT 20 JULI

Plot 20 Juli 1940 adalah usaha gagal atas percobaan pembunuhan Hitler, pemimpin Jerman Nazi, di Markas Besar Hitler, Wolf’s Lair, Rastenburg, Prusia Timur. Usaha ini dilakukan untuk mengambil ali pemerintahan melalui Operasi Valkyrie. Operasi Valkyrie sendiri disetujui oleh Hitler yang tujuannya adalah melindungi diri Hitler jika pasukan Sekutu berhasil masuk wilayah Jerman. Operasi ini juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya huru-hara politik apabila situasi semakin genting. Kolonel Claus Von Stauffenberg adalah aktor kunci dan penanggung jawab Operasi Valkyrie sehingga memungkinkan dirinya bisa mempunyai akses langsung ke Hitler.


Latar Belakang

Sejak tahun 1938, kelompok-kelompok perlawanan sudah ada dalam tubuh Angkatan Bersenjata Jerman (Wehrmacht Heer) dan Badan Intelijen Militer (Abwehr). Pimpinan awal kelompok ini termasuk Brigadir Jenderal Hans Oster (Kepala Kantor Intelijen Militer), Jenderal Ludwig Beck (mantan Kepala Staf Komando Tertinggi Pasukan Jerman, Oberkommando des Heeres, OKH) dan Marsekal Erwin von Witzleben (mantan pimpinan German 1st Army dan mantan komandan German Army Command in The West, Oberbefehlshaber West).


Rencana untuk menjatuhkan dan mencegah Hitler untuk memproklamirkan perang baru dijalankan sejak 1938 dan 1939. Tetapi hal ini dibatalkan karena kegagalan kekuatan barat untuk melawan agresi Hitler sampai 1939. Grup perlawanan militer juga menunda aksi mereka setelah Hitler memperoleh popularitas yang menjulang mengikuti kemenangan cepat pasukan Jerman pada agresi di Perancis.


Pada tahun 1941, grup baru terbentuk. Pimpinan kali ini adalah Kolonel Henning von Tresckow, anggota staf Marsekal Fedor von Bock, pimpinan Army Group Centre pada Operasi Babrbarossa. Secara sistematis, Tresckow merekrut para oposan ke dalam grup perlawanan.


Selama tahun 1942, Oster dan Tresckow sukses membangun ulang jaringan perlawanan yang efektif. Salah satu rekrutan terpenting mereka adalah Jenderal Friedrich Olbricht, Kepala General Army Office yang bermarkas di Bendlerblock, Jerman Tengah, yang mengontrol jaringan komunikasi atas pasukan cadangan di seluruh wilayah Jerman.


Akhir tahun 1942, Tresckow dan Olbricht merancang suatu usaha pembunuhan Hitler selama kunjungan Hitler di markas Army Group Centre di Smolensk pada bulan Maret 1943. Mereka mencoba untuk menaruh bom di dalam pesawat Hitler. Tapi bom tersebut tidak meledak. Kegagalan ini meruntuhkan semangat kelompok perlawanan. Selama tahun 1943 mereka tidak berhasil merekrut jenderal-jenderal senior seperti marsekal Erich von Manstein dan Marsekal Gerd von Rundstedt untuk mendukung perlawanan.

Perencanaan Kudeta

Stauffenberg bergabung dengan kelompok perlawanan

Pertengahan 1943, pasukan Jerman mulai kehilangan momentum dalam perang. Para anggota perlawanan dan sekutu sipil mereka meyakinkan diri bahwa Hitler harus segera dibunuh. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melakukan negoisasi dengan pasukan Sekutu dan mencegah pasukan Soviet menginvasi Jerman dan yang terpenting adalah untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah lebih besar lagi. Agustus 1943, Tresckow untuk pertama kalinya bertemu dengan Kolonel Claus von Stauffenberg. Terluka parah di medan perang Afrika Utara, Stauffenberg adalah seorang nasionalis Jerman dan penganut Katolik Roma yang taat. Sejak tahun 1942, ia menyatakan pada perwira-perwira militer Jerman bahwa Jerman sedang menuju kehancuran dan Hitler harus disingkirkan dari kekuasaan. Tapi pengaruh agamanya membuat ia tidak mau membunuh Hitler sebagai solusi untuk menyelamatkan Jerman. Setelah pertempuran Stalingrad pada Desember 1942, ia akhirnya berkesimpulan bahwa dengan tidak membunuh Hitler akan menjadi suatu kebobrokan moral yang luar biasa.

Rencana Baru

Sekarang Olbricht menawarkan strategi baru untuk mengambilalih kekuasaan dari tangan Hitler kepada Tresckow dan Stauffenberg. Pasukan Cadangan mempunyai suatu operasi yang dinamakan Valkyrie, yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya huru hara sosial kalau Sekutu sampai menginvasi Jerman. Olbricht menawarkan rencana menggunakan operasi valkyrie yang bisa mengaktifkan pasukan cadangan untuk menguasai kota-kota Jerman, melucuti SS dan menahan pimpinan Nazi. Tetapi operasi Valkyrie baru bisa efektif kalau mendapat ijin dari jenderal Friedrich Fromm, komandan pasukan cadangan. Jadi dalam hal ini Fromm harus bisa direkrut atau kalaupun tidak, Fromm ditangkap. Fromm sperti perwira-perwira senior lainnya mengetahui usaha kudeta terhadap Hitler tetapi tidak mendukung dan tidak pula melaporkannya pada Gestapo.

Sekarang atau Tidak Sama Sekali!!!

Pada musim panas 1944, banyak orang yang mulai merasakan bahwa Jerman akan kalah perang. Hal ini cukup beralasan, karena pasukan Jerman, baik di medan perang Timur dan Barat mengalami kemunduran yang signifikan. Kelompok oposan Nazi kembali merapat untuk mencari solusi terbaik bagi keutuhan Jerman. Salah satu ajudan Tresckow, Letnan Heinrich Graf von Lehndorff-Steinort, menulis kepada Stauffenberg : “Pembunuhan (Hitler) harus segera dilaksanakan, apapun resiko yang harus dihadapi. Sekalipun itu gagal, kita harus merebut Berlin.”

1-6 Juli

Pada 1 Juli 1944, Stauffenberg diangkat menjadi kepala staf Jenderal Fromm di Markas Pasukan Cadangan di Bendlerstrasse, Berlin Tengah. Posisi ini memungkinkan Stauffenberg untuk menghadiri rapat-rapat militer dengan Hitler, baik di Wolf’s Lair, Prusia Timur atau di Berchtesgaden. Hal itu yang membuat Stauffenberg memiliki peluang emas untuk bisa melenyapkan Hitler. Para opo

san yang selama ini menentang ide untuk membunuh Hitler dengan alasan moral segera mengubah pemikiran mereka, sebagian karena mereka mendengar informasi pembantaian di kamp konsentrasi Auschwitz terhadap sekitar 250.000 orang Yahudi Hungaria.

7-14 Juli 1944

Rencana sekarang sudah siap untuk dilaksanakan. Stauffenberg memutuskan untuk membunuh Hitler dan mengatur perebutan Berlin. 11 juli 1944, Stauffenberg menghadiri rapat militer Hitler dengan membawa bom dalam tas kerjanya. Tapi karena kelompok oposan menginginkan agar Himler dan Goring harus juga dibunuh

agar operasi Valkyrie dapat berlangsung lancar, Stauffenberg tidak jadi meledakkan bom karena Himler tidak hadir dalam rapat tersebut.

15 Juli : Batalkan!!!

Pada 15 Juli, ketika Stauffenberg untuk kesekian kalinya terbang ke Wolf’s Lair, kondisinya sudah semakin kritis. Rencananya, Stauffenberg akan menaruh bom dalam tas kerjanya pada rapat militer Hitler dengan menggunakan pengatur waktu yang memberi kesempatan kepada dia untuk menghindar dari ledakan dan segera terbang ke Berlin untuk segera bergabung dengankelompok oposan di Bendlerblock. Operasi Valkyrie akan dilaksanakan dengan inti pasukan Cadangan Jerman untuk menguasai Berlin dan menangkap para pimpinan Nazi. Beck akan menjadi Kepala Negara sementara itu Carl Friedrich Goerdeler, politisi konservatif dan oposan Nazi, akan menjadi Kanselir, dan Witzleben akan menjadi Panglima Militer.

Tetapi sekali lagi, percobaan itu kembali dibatalkan pada menit-menit terakhir. Himler dan Goring hadir dalam pertemuan tersebut tetapi Hitler tiba-tiba meninggalkan ruang rapat pada menit-menit terakhir.

Operasi Valkyrie dilaksanakan

Pada 20 Juli jam 10.00 pagi, Stauffenberg kembali terbang ke Wolf’s Lair untuk menghadiri kembali rapat militer dengan Hitler. Ia tetap pada rencana semula, yaitu membawa tas yang berisi bom untukdiledakkan pada rapat tersebut. Ketika rapat akan dimulai, Stauffenberg meminta ijin untuk mengganti pakaian di ruangan Wilhelm Keitel. Di tempat itu ia mempersiapkan bom yang akan diledakkan.


Bom yang digunakan adalah sebuah bom plastik dengan berat 1 kg yang dibungkus dalam kertas coklat dan akan dipicu dengan sebuah pensil yang berfungsi sebagai detonator. Stauffenberg memasuki ruangan rapat dan menaruh tas berisi bom tersebut di bawah meja dekat Hitler dan para stafnya. Tidak berapa lama, Stauffenberg meminta izin untuk meninggalkan ruangan. Pada pukul 12.40, bom meledak dan menghancurkan ruang rapat tersebut. Tiga orang perwira dan seorang juru catat terluka parah dan meninggal tidak lama kemudian. Tetapi Hitler selamat dan hanya menderita luka kecil. Di kemudian hari, Hitler tidak mati dalam ledakan tersebut karena pada menit-menit terakhir Kolonel Heinz Brandt memindahkan tas berisi bom tersebut di dekat kaki meja yang kokoh sehingga ketika bom meledak, efek ledakan tersebut dipantulkan oleh kaki meja.


Meloloskan diri dari Wolf’s Lair

Stauffenberg, menyaksikan langsung ledakan tersebut dan memutuskan bahwa Hitler sudah mati. Ia dan ajudannya, Letnan Werner von Haeften segera menaiki mobil mereka. Dalam perjalanan keluar dari tempat tersebut, Stauffenberg berhasil menggertak pasukan penjaga di tiga pos penjagaan sehingga ia bisa keluar dari Wolf’s Lair dan segera terbang ke Berlin.

Menuju Berlin

Di saat yang sama ketika pesawat Stauffenberg mendarat di Berlin, Jenderal Erich Fellgiebel, perwira di Wolf’s Lair yang ikut dalam kelompok Stauffenberg melaporkan bahwa Hitler selamat dari ledakan tersebut. Langkah ini sangat fatal akibatnya, setidaknya bagi Fellgiebel dan para oposan, karena berita ini membuat mereka kehilangan nyali untuk melanjutkan operasi Valkyrie. Situasi semakin membingungkan para oposan ketika mereka mendapat laporan langsung dari Stauffenberg bahwa Hitler mati. Para oposan bingung harus mempercayai yang mana dari kedua informasi tersebut. Tetapi akhirnya, Olbricht akhirnya memerintahkan agar Operasi Valkyrie dilaksanakan. Sementara itu, Jenderal Fromm menelpon laksamana Keitel di Wolf’s Lair untuk mencari informasi yang benar.


Fromm mendapat informasi bahwa Hitler selamat dari ledakan tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Olbricht, Stauffenberg dan letnan von Haeften mendatangi ruang Fromm untuk menanyakan dukungannya. Fromm menolak ikut dan oleh karena itu ia ditahan.

Kegagalan Operasi

Pada pukul 18.00, jenderal Joachim von Kortzfleisch, komandan Grup III pertahanan dipanggil ke Bendlerblock. Di sana, Olbricht memerintahkan agar Joachim dan pasukannya mendukung operasi Valkyrie, tetapi Joachim menolak tegas. Ia ditangkap tetapi ia terus berteriak bahwa Hitler masih hidup.

Jenderal Karl Freiherr yang menggantikan posisi Joachim mendapati dirinya tidak mendapatkan bantuan pasukan yang memadai untuk menguasai Berlin. Jenderal Fritz Lindemann yang seharusnya bertugasuntuk membacakan proklamasi kepadarakyat Jerman malah tidak hadir.

Momen krusial terjadi pada pukul 19.00 ketika Hitler berhasil mendapatkan saluran telepon. Ia berhasil menelpon Goebbels di Departemen Propaganda. Hitler memerintahkan Goebbels agar dirinya bisa berbicara dengan Mayor Remer, komandan pasukan cadangan yang mengepung Departmen Propaganda, untuk memastikan bahwa dirinya masih hidup. Hitler juga memerintahkan Remer untuk memulihkan situasi di Berlin dan menangkap para oposan di Bendlerblock.

Pada pukul 20.00, Witzleben tiba di Bendlerblock dan terlibat adu argumentasi dengan Stauffenberg tentang situasi yang tidak menentu. Tetapi Stauffenberg menyatakan bahwa rencana ini tetap bisa dilanjutkan. Rencana untuk menguasai Paris juga gagal setelah Jenderal Gunther von Kluge mendengar bahwa Hitler masih hidup dan menolak untuk melanjutkan rencana menguasai Paris.

Dengan keberadaan Hitler yang ternyata masih hidup dan keberhasilan mayor Remer memulihkan situasi di Berlin membuat para oposan di Berlin mengubah dukungan mereka. Pertempuran kecil terjadi di luar Bendlerblock antara pendukung plot dengan penentang plot. Stauffenberg terluka dalam insiden tersebut. Pada pukul 23.00, Fromm berhasil merebut kendali dari tangan Olbricht dan berharap usahanya untuk tidak mengikuti kelompok oposan dapat menyelamatkan dirinya dari Hitler. Beck, yang sadar bahwa rencana kudeta ini gagal memutuskan untuk menembak dirinya sendiri.

Fromm segera mengadili langsung Olbricht, Stauffenberg, von Haeften dan Albrecht Mertz von Quirnheim dan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka berempat. Ada dugaan hal ini dilakukan Fromm untuk membungkam Stauffenberg, dkk. Sesaat sebelum dirinya ditembak mati, Stauffenberg berteriak, “HIDUP JERMAN YANG SUCI!!!”




Plot 20 Juli gagal untuk membunuh Hitler dan merebut kekuasaan.


Kolonel von Stauffenberg

Kolonel Hening Tresckow

Jenderal Friedricht Olbricht

Jenderal Ludwig Beck

Jenderal Erwin von Wietzleben


Letnan Werner von Haeften (ajudan von Stauffenberg)

ORANG INDONESIA DI TUBUH WAFFEN-SS



Percayakah anda bahwa foto orang di atas adalah orang Indonesia? Ya, orang Indonesia yang menjadi prajurit Waffen-SS!

Foto ini berasal dari Mark Bando, peneliti sejarah Amerika yang khusus meneliti unit-unit pasukan Parasut Amerika. Dalam salah satu penelitiannya tentang Divisi Airborne ke-101, dia bertemu dengan Wilson Boback, salah seorang veteran yang ikut bertempur di Belanda dalam Operasi Market Garden bulan September 1944. Unit Boback berhadapan dengan bagian dari pasukan Landstorm Nederland (simpatisan Jerman di Belanda) dan Boback berhasil membunuh salah satunya. Dia kemudian menggeledah mayat si prajurit, dan menemukan sebuah foto yang jelas-jelas merupakan orang Indonesia (saat itu masih bernama Hindia-Belanda) yang sedang memakai seragam Legion Nederland (kerah wolf's hook plus perisai dan cufftitle buatan Belanda), bersama dengan helm khas Jerman berkilauan lengkap dengan lambang LN.

Hal ini memperlihatkan bahwa setidaknya ada satu orang Indonesia yang pernah menjadi tentara Waffen-SS, dan kemungkinan besar dia tidaklah sendiri!

Gestapo- polisi rahasia Nazi Jerman



Adalah polisi rahasia resmi Nazi Jerman. Di bawah administrasi SS, dia diadministrasi oleh RSHA dan dianggap sebuah organisasi ganda Sicherheitsdienst dan juga subkantor Sicherheitspolizei.

Awalnya Gestapo merupakan Polisi Rahasia Prusia (Preußische Geheimpolizei) dan dipimpin oleh Rudolf Diels. Nama "GESTAPO" (pertama kali disebut "GESTAPA") mulai populer setelah pimpinannya dijabat oleh Hermann Göring, (Panglima "Luftwaffe", Angkatan Udara Jerman) tahun 1934. Peran GESTAPO kadang hampir sama dengan SS. Namun GESTAPO lebih berperan layaknya FBI di Amerika Serikat.
Pembentukan Tahun 1933 dan Tahun Pertama sampai Tahun 1936
Pada tahun 1933 di Prusia atas usaha menteri dalam negeri Prusia Hermann Göring Gestapo dibentuk sebagai suatu badan yang relatif kecil yang terdiri atas polisi politik (Politische Polizei) Berlin, yang meneruskan tradisi polisi rahasia Prusia dengan tugas utama memantau dan membasmi lawan-lawan politik. Pemimpin pertamanya adalah Dr. Rudolf Diels. Diels-lah yang pertama-tama memakai istilah Gestapo. Gestapo bekerja sebagai polisi politik dan tidak terikat dengan organ yustisi lainnya.

Pada tahun pertama kekuasaan Nazi perebutan kursi pimpinan polisi politik masih belum jelas: Heinrich Himmler yang berasal dari Bayern yang lama menghimpun kewenangan polisi politik di negera-negara bagian non-Prusia pada dirinya dan pada tahun 1934 menginginkan juga Gestapo masuk dalam daerah kekuasaannya, Göring berkosentrasi pada perluasan angkatan udara (Luftwaffe) dan pada April 1934 Diels digantikan oleh Reinhard Heydrich. Gestapo berkembang menjadi organisasi yang besar dalam memata-matai penduduk dan melenyapkan lawan-lawan pemerintah.
Gestapo berhak untuk menginvestigasi kasus-kasus pembelotan, spionase dan sabotasi juga kasus-kasus kriminal terhadap partai Nazi dan negara Jerman. Sebuah peraturan dikeluarkan pemerintah pada tahun 1936 memberikan wewenang yang tidak terbatas pada Gestapo.


PERTEMPURAN STALINGRAD



Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada 21 Agustus 1942 hingga 2 Februari 1943, merupakan pertempuran sengit antara Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet, memperebutkan kota Stalingrad (yang sekarang bernama Volgograd), dalam Perang Dunia II. Pertempuran ini dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II, dan sebagai pertempuran paling berdarah sepanjang sejarah, dimana 1,5 juta orang lebih terbunuh dari kedua pihak. Kedua pihak bertempur dengan brutal dan tidak memperdulikan korban warga sipil. Pertempuran ini terdiri dari beberapa fase, yaitu pengepungan Jerman terhadap Stalingrad, pertempuran dalam kota, serangan balik Soviet, serta pengepungan serta penghancuran kekuatan-kekuatan Poros di sekitar Stalingrad, yang ditulangpunggungi Tentara Keenam Jerman.


Pada bulan Juni 1942, Tentara Jerman (Wehrmacht) melancarkan kampanye musim panas kedua mereka terhadap Uni Soviet, yang disebut Operation Blau (Operasi Biru). Sebelumnya dalam operasi Barbarossa Wehrmacht dihalau di pintu gerbang Moskow pada musim dingin 1941-1942. Operasi Biru diarahkan ke Rusia selatan dengan tujuan merebut ladang minyak di Baku, Azerbaijan, dan membuka jalan untuk menguasai ladang-ladang minyak di Timur Tengah. Pasukan penyerbu Jerman dibagi dua kekuatan, Grup Tentara A menyerbu Kaukasus dan Grup Tentara B menuju sungai Volga dan kota Stalingrad.


 


Pada mulanya, Tentara Merah Soviet memilih untuk bergerak mundur guna membuat jalur logistik pasukan Jerman keteteran dengan memanfaatkan luasnya wilayah Uni Soviet. Akan tetapi kemudian Stalin memerintahkan pasukannya untuk bertahan di Stalingrad, yang secara harfiah berarti "kota Stalin". Selain karena menyandang nama Stalin, kota Stalingrad juga penting karena merupakan kota industri terbesar di tepi sungai Volga (jalur transportasi penting ke Laut Kaspia). Jatuhnya Stalingrad ke tangan Jerman akan memudahkan gerak maju pasukan Jerman menuju Kaukasus, yang memiliki cadangan minyak besar, yang amat dibutuhkan oleh Jerman.


Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apapun, kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.

Sementara pasukannya terjebak dalam perang mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musin dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun. Serangan tersebut dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di Stalingrad terkepung.

Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan kepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, musim dingin yang ganas menghalangi usaha tersebut sehingga bantuan yang dikirimkan tidak cukup untuk memberi makan 330.000 prajurit Jerman dan sekutunya yang berada di Stalingrad.

Suatu usaha lain untuk membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang ahli strategi Jerman yang cemerlang. Akan tetapi, serangan tersebut berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di Kotelnikovo. Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, von Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di Stalingrad menunggu nasib.

Pada tanggal 30 Januari 1943, Tentara Merah dibawah pimpinan Marsekal Georgy Zhukov melancarkan serangan umum ke Stalingrad dan dengan cepat menggulung pasukan Poros yang sudah kelelahan dan menderita kelaparan dan penyakit. Dua hari kemudian, Marsekal Friedrich von Paulus dan 90.000 prajuritnya yang tersisa menyerah.

Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.

Schutzstaffel



Schutzstaffel (bahasa Jerman untuk "Skuadron Pelindung"), disingkat (Rune) atau SS (Latin), adalah organisasi keamanan dan militer besar milik Partai Nazi Jerman.

Adolf Hitler mendirikan SS pada April 1925, sebagai satuan pengawal pribadi. Dengan berlalunya waktu, satuan kecil pengawal ini berkembang dari 300 anggota pada 1925 menjadi 50.000 pada 1933 saat Hitler memegang kekuasaan. Orang yang bertanggung jawab atas perkembangan ini ialah Heinrich Himmler, yang memimpin SS dari 1929 sampai 1945. Para anggota Nazi menganggap SS sebagai satuan elit "Penjaga Praetoria", dengan perwira-perwiranya dipilih dengan dasar kemurnian ras dan kesetiaan yang sangat tinggi pada Partai Nazi.

Antara 1934 dan 1936 SS dibagi menjadi dua sub-unit utama, yaitu Allgemeine-SS (SS Umum), sayap politis SS, dan Waffen-SS (SS Bersenjata), sayap militernya. Waffen-SS ini lalu berevolusi menjadi tentara Jerman kedua dalam Wehrmacht, yang sama-sama bertempur berdampingan dengan angkatan darat reguler Jerman, Heer. Waffen-SS dikenal dengan kemampuan bertempurnya yang mumpuni, namun mereka juga terkenal karena kejahatan perang terhadap warga sipil dan tahanan perang.

Dengan semakin kuatnya Partai Nazi, fungsi-fungsi pemerintahan seperti pertahanan keamanan diambil alih oleh SS, dan banyak organisasi SS yang secara de facto menjadi badan pemerintahan. Untuk mempertahankan kekuatan politik Partai Nazi, SS diberikan wewenang untuk mendirikan dan menjalankan Sicherheitsdienst (SD), yang merupakan badan keamanan dan intelejen. Lalu juga Geheime Staatspolizei (Gestapo), yaitu polisi rahasia SS. Semua ini membuat SS jadi bisa berjalan diatas hukum.

Heinrich Himmler, pemimpin SS, merupakan salah satu pencetus Solusi Terakhir. SS Einsatzgruppen ditugaskan membunuh warga sipil, khususnya orang Yahudi, di negara-negara yang dikuasai Jerman pada Perang Dunia II. SS juga bertanggung jawab atas pelaksanan kamp konsentrasi, dimana banyak sekali tahanan tewas. Setelah perang berakhir, Pengadilan Nuremberg menyatakan bahwa SS merupakan organisasi kriminal yang bertanggung jawab atas kejahatan perang dan pejahatan terhadap kemanusiaan.