Plot 20 Juli 1940 adalah usaha gagal atas percobaan pembunuhan Hitler, pemimpin Jerman Nazi, di Markas Besar Hitler, Wolf’s Lair, Rastenburg, Prusia Timur. Usaha ini dilakukan untuk mengambil ali pemerintahan melalui Operasi Valkyrie. Operasi Valkyrie sendiri disetujui oleh Hitler yang tujuannya adalah melindungi diri Hitler jika pasukan Sekutu berhasil masuk wilayah Jerman. Operasi ini juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya huru-hara politik apabila situasi semakin genting. Kolonel Claus Von Stauffenberg adalah aktor kunci dan penanggung jawab Operasi Valkyrie sehingga memungkinkan dirinya bisa mempunyai akses langsung ke Hitler.
Latar Belakang
Sejak tahun 1938, kelompok-kelompok perlawanan sudah ada dalam tubuh Angkatan Bersenjata Jerman (Wehrmacht Heer) dan Badan Intelijen Militer (Abwehr). Pimpinan awal kelompok ini termasuk Brigadir Jenderal Hans Oster (Kepala Kantor Intelijen Militer), Jenderal Ludwig Beck (mantan Kepala Staf Komando Tertinggi Pasukan Jerman, Oberkommando des Heeres, OKH) dan Marsekal Erwin von Witzleben (mantan pimpinan German 1st Army dan mantan komandan German Army Command in The West, Oberbefehlshaber West).
Rencana untuk menjatuhkan dan mencegah Hitler untuk memproklamirkan perang baru dijalankan sejak 1938 dan 1939. Tetapi hal ini dibatalkan karena kegagalan kekuatan barat untuk melawan agresi Hitler sampai 1939. Grup perlawanan militer juga menunda aksi mereka setelah Hitler memperoleh popularitas yang menjulang mengikuti kemenangan cepat pasukan Jerman pada agresi di Perancis.
Pada tahun 1941, grup baru terbentuk. Pimpinan kali ini adalah Kolonel Henning von Tresckow, anggota staf Marsekal Fedor von Bock, pimpinan Army Group Centre pada Operasi Babrbarossa. Secara sistematis, Tresckow merekrut para oposan ke dalam grup perlawanan.
Selama tahun 1942, Oster dan Tresckow sukses membangun ulang jaringan perlawanan yang efektif. Salah satu rekrutan terpenting mereka adalah Jenderal Friedrich Olbricht, Kepala General Army Office yang bermarkas di Bendlerblock, Jerman Tengah, yang mengontrol jaringan komunikasi atas pasukan cadangan di seluruh wilayah Jerman.
Akhir tahun 1942, Tresckow dan Olbricht merancang suatu usaha pembunuhan Hitler selama kunjungan Hitler di markas Army Group Centre di Smolensk pada bulan Maret 1943. Mereka mencoba untuk menaruh bom di dalam pesawat Hitler. Tapi bom tersebut tidak meledak. Kegagalan ini meruntuhkan semangat kelompok perlawanan. Selama tahun 1943 mereka tidak berhasil merekrut jenderal-jenderal senior seperti marsekal Erich von Manstein dan Marsekal Gerd von Rundstedt untuk mendukung perlawanan.
Perencanaan Kudeta
Stauffenberg bergabung dengan kelompok perlawanan
Pertengahan 1943, pasukan Jerman mulai kehilangan momentum dalam perang. Para anggota perlawanan dan sekutu sipil mereka meyakinkan diri bahwa Hitler harus segera dibunuh. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melakukan negoisasi dengan pasukan Sekutu dan mencegah pasukan Soviet menginvasi Jerman dan yang terpenting adalah untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah lebih besar lagi. Agustus 1943, Tresckow untuk pertama kalinya bertemu dengan Kolonel Claus von Stauffenberg. Terluka parah di medan perang Afrika Utara, Stauffenberg adalah seorang nasionalis Jerman dan penganut Katolik Roma yang taat. Sejak tahun 1942, ia menyatakan pada perwira-perwira militer Jerman bahwa Jerman sedang menuju kehancuran dan Hitler harus disingkirkan dari kekuasaan. Tapi pengaruh agamanya membuat ia tidak mau membunuh Hitler sebagai solusi untuk menyelamatkan Jerman. Setelah pertempuran Stalingrad pada Desember 1942, ia akhirnya berkesimpulan bahwa dengan tidak membunuh Hitler akan menjadi suatu kebobrokan moral yang luar biasa.
Rencana Baru
Sekarang Olbricht menawarkan strategi baru untuk mengambilalih kekuasaan dari tangan Hitler kepada Tresckow dan Stauffenberg. Pasukan Cadangan mempunyai suatu operasi yang dinamakan Valkyrie, yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya huru hara sosial kalau Sekutu sampai menginvasi Jerman. Olbricht menawarkan rencana menggunakan operasi valkyrie yang bisa mengaktifkan pasukan cadangan untuk menguasai kota-kota Jerman, melucuti SS dan menahan pimpinan Nazi. Tetapi operasi Valkyrie baru bisa efektif kalau mendapat ijin dari jenderal Friedrich Fromm, komandan pasukan cadangan. Jadi dalam hal ini Fromm harus bisa direkrut atau kalaupun tidak, Fromm ditangkap. Fromm sperti perwira-perwira senior lainnya mengetahui usaha kudeta terhadap Hitler tetapi tidak mendukung dan tidak pula melaporkannya pada Gestapo.
Sekarang atau Tidak Sama Sekali!!!
Pada musim panas 1944, banyak orang yang mulai merasakan bahwa Jerman akan kalah perang. Hal ini cukup beralasan, karena pasukan Jerman, baik di medan perang Timur dan Barat mengalami kemunduran yang signifikan. Kelompok oposan Nazi kembali merapat untuk mencari solusi terbaik bagi keutuhan Jerman. Salah satu ajudan Tresckow, Letnan Heinrich Graf von Lehndorff-Steinort, menulis kepada Stauffenberg : “Pembunuhan (Hitler) harus segera dilaksanakan, apapun resiko yang harus dihadapi. Sekalipun itu gagal, kita harus merebut Berlin.”
1-6 Juli
Pada 1 Juli 1944, Stauffenberg diangkat menjadi kepala staf Jenderal Fromm di Markas Pasukan Cadangan di Bendlerstrasse, Berlin Tengah. Posisi ini memungkinkan Stauffenberg untuk menghadiri rapat-rapat militer dengan Hitler, baik di Wolf’s Lair, Prusia Timur atau di Berchtesgaden. Hal itu yang membuat Stauffenberg memiliki peluang emas untuk bisa melenyapkan Hitler. Para opo
san yang selama ini menentang ide untuk membunuh Hitler dengan alasan moral segera mengubah pemikiran mereka, sebagian karena mereka mendengar informasi pembantaian di kamp konsentrasi Auschwitz terhadap sekitar 250.000 orang Yahudi Hungaria.
7-14 Juli 1944
Rencana sekarang sudah siap untuk dilaksanakan. Stauffenberg memutuskan untuk membunuh Hitler dan mengatur perebutan Berlin. 11 juli 1944, Stauffenberg menghadiri rapat militer Hitler dengan membawa bom dalam tas kerjanya. Tapi karena kelompok oposan menginginkan agar Himler dan Goring harus juga dibunuh
agar operasi Valkyrie dapat berlangsung lancar, Stauffenberg tidak jadi meledakkan bom karena Himler tidak hadir dalam rapat tersebut.
15 Juli : Batalkan!!!
Pada 15 Juli, ketika Stauffenberg untuk kesekian kalinya terbang ke Wolf’s Lair, kondisinya sudah semakin kritis. Rencananya, Stauffenberg akan menaruh bom dalam tas kerjanya pada rapat militer Hitler dengan menggunakan pengatur waktu yang memberi kesempatan kepada dia untuk menghindar dari ledakan dan segera terbang ke Berlin untuk segera bergabung dengankelompok oposan di Bendlerblock. Operasi Valkyrie akan dilaksanakan dengan inti pasukan Cadangan Jerman untuk menguasai Berlin dan menangkap para pimpinan Nazi. Beck akan menjadi Kepala Negara sementara itu Carl Friedrich Goerdeler, politisi konservatif dan oposan Nazi, akan menjadi Kanselir, dan Witzleben akan menjadi Panglima Militer.
Tetapi sekali lagi, percobaan itu kembali dibatalkan pada menit-menit terakhir. Himler dan Goring hadir dalam pertemuan tersebut tetapi Hitler tiba-tiba meninggalkan ruang rapat pada menit-menit terakhir.
Operasi Valkyrie dilaksanakan
Pada 20 Juli jam 10.00 pagi, Stauffenberg kembali terbang ke Wolf’s Lair untuk menghadiri kembali rapat militer dengan Hitler. Ia tetap pada rencana semula, yaitu membawa tas yang berisi bom untukdiledakkan pada rapat tersebut. Ketika rapat akan dimulai, Stauffenberg meminta ijin untuk mengganti pakaian di ruangan Wilhelm Keitel. Di tempat itu ia mempersiapkan bom yang akan diledakkan.
Bom yang digunakan adalah sebuah bom plastik dengan berat 1 kg yang dibungkus dalam kertas coklat dan akan dipicu dengan sebuah pensil yang berfungsi sebagai detonator. Stauffenberg memasuki ruangan rapat dan menaruh tas berisi bom tersebut di bawah meja dekat Hitler dan para stafnya. Tidak berapa lama, Stauffenberg meminta izin untuk meninggalkan ruangan. Pada pukul 12.40, bom meledak dan menghancurkan ruang rapat tersebut. Tiga orang perwira dan seorang juru catat terluka parah dan meninggal tidak lama kemudian. Tetapi Hitler selamat dan hanya menderita luka kecil. Di kemudian hari, Hitler tidak mati dalam ledakan tersebut karena pada menit-menit terakhir Kolonel Heinz Brandt memindahkan tas berisi bom tersebut di dekat kaki meja yang kokoh sehingga ketika bom meledak, efek ledakan tersebut dipantulkan oleh kaki meja.
Meloloskan diri dari Wolf’s Lair
Stauffenberg, menyaksikan langsung ledakan tersebut dan memutuskan bahwa Hitler sudah mati. Ia dan ajudannya, Letnan Werner von Haeften segera menaiki mobil mereka. Dalam perjalanan keluar dari tempat tersebut, Stauffenberg berhasil menggertak pasukan penjaga di tiga pos penjagaan sehingga ia bisa keluar dari Wolf’s Lair dan segera terbang ke Berlin.
Menuju Berlin
Di saat yang sama ketika pesawat Stauffenberg mendarat di Berlin, Jenderal Erich Fellgiebel, perwira di Wolf’s Lair yang ikut dalam kelompok Stauffenberg melaporkan bahwa Hitler selamat dari ledakan tersebut. Langkah ini sangat fatal akibatnya, setidaknya bagi Fellgiebel dan para oposan, karena berita ini membuat mereka kehilangan nyali untuk melanjutkan operasi Valkyrie. Situasi semakin membingungkan para oposan ketika mereka mendapat laporan langsung dari Stauffenberg bahwa Hitler mati. Para oposan bingung harus mempercayai yang mana dari kedua informasi tersebut. Tetapi akhirnya, Olbricht akhirnya memerintahkan agar Operasi Valkyrie dilaksanakan. Sementara itu, Jenderal Fromm menelpon laksamana Keitel di Wolf’s Lair untuk mencari informasi yang benar.
Fromm mendapat informasi bahwa Hitler selamat dari ledakan tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Olbricht, Stauffenberg dan letnan von Haeften mendatangi ruang Fromm untuk menanyakan dukungannya. Fromm menolak ikut dan oleh karena itu ia ditahan.
Kegagalan Operasi
Pada pukul 18.00, jenderal Joachim von Kortzfleisch, komandan Grup III pertahanan dipanggil ke Bendlerblock. Di sana, Olbricht memerintahkan agar Joachim dan pasukannya mendukung operasi Valkyrie, tetapi Joachim menolak tegas. Ia ditangkap tetapi ia terus berteriak bahwa Hitler masih hidup.
Jenderal Karl Freiherr yang menggantikan posisi Joachim mendapati dirinya tidak mendapatkan bantuan pasukan yang memadai untuk menguasai Berlin. Jenderal Fritz Lindemann yang seharusnya bertugasuntuk membacakan proklamasi kepadarakyat Jerman malah tidak hadir.
Momen krusial terjadi pada pukul 19.00 ketika Hitler berhasil mendapatkan saluran telepon. Ia berhasil menelpon Goebbels di Departemen Propaganda. Hitler memerintahkan Goebbels agar dirinya bisa berbicara dengan Mayor Remer, komandan pasukan cadangan yang mengepung Departmen Propaganda, untuk memastikan bahwa dirinya masih hidup. Hitler juga memerintahkan Remer untuk memulihkan situasi di Berlin dan menangkap para oposan di Bendlerblock.
Pada pukul 20.00, Witzleben tiba di Bendlerblock dan terlibat adu argumentasi dengan Stauffenberg tentang situasi yang tidak menentu. Tetapi Stauffenberg menyatakan bahwa rencana ini tetap bisa dilanjutkan. Rencana untuk menguasai Paris juga gagal setelah Jenderal Gunther von Kluge mendengar bahwa Hitler masih hidup dan menolak untuk melanjutkan rencana menguasai Paris.
Dengan keberadaan Hitler yang ternyata masih hidup dan keberhasilan mayor Remer memulihkan situasi di Berlin membuat para oposan di Berlin mengubah dukungan mereka. Pertempuran kecil terjadi di luar Bendlerblock antara pendukung plot dengan penentang plot. Stauffenberg terluka dalam insiden tersebut. Pada pukul 23.00, Fromm berhasil merebut kendali dari tangan Olbricht dan berharap usahanya untuk tidak mengikuti kelompok oposan dapat menyelamatkan dirinya dari Hitler. Beck, yang sadar bahwa rencana kudeta ini gagal memutuskan untuk menembak dirinya sendiri.
Fromm segera mengadili langsung Olbricht, Stauffenberg, von Haeften dan Albrecht Mertz von Quirnheim dan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka berempat. Ada dugaan hal ini dilakukan Fromm untuk membungkam Stauffenberg, dkk. Sesaat sebelum dirinya ditembak mati, Stauffenberg berteriak, “HIDUP JERMAN YANG SUCI!!!”
Plot 20 Juli gagal untuk membunuh Hitler dan merebut kekuasaan.
Kolonel von Stauffenberg
Kolonel Hening Tresckow
Jenderal Friedricht Olbricht
Jenderal Ludwig Beck
Jenderal Erwin von Wietzleben
Letnan Werner von Haeften (ajudan von Stauffenberg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar